Selasa, 14 November 2017

hewan hewan kalimantan

Inilah Daftar 10 Hewan Langka Di Kalimantan Lengkap Dengan Gambar Dan Penjelasanya

Hewan hewan yang ada di Pulau Kalimantan ini sangat beragam, mulai dari mamalia, burung, serangga, primata, reptil dan yang lainya. Dan berikut kami paparkan 10 hewan langka di kalimantan yang terancam punah serta dilindungi.
Daftar Isi [hide]

Penjelasan Dan Gambar Gambar 10 Hewan Langka Di Kalimantan

Kita lihat dari urutan nomer sepuluh hingga nomer satu

10. Orangutan

Satwa langka pertama yang ada di pulau Kalimantan adalah Orangutan Kalimantan. Orangutan ini dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Bornean Orangutan. Sedangkan nama latin atau nama Ilmiahnya adalah Pongo pygmaeus.
Gambar Orangutan Kalimantan atau Bornean Orangutan seperti di bawah ini
Gambar Orangutan Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Sumber Gambar worldwildlife.org
Orangutan Kalimantan ini hidup di hutan tropis dan hutan subtropis di dataran rendah Kalimantan. Pada umumnya mereka memakan benih, daun, buah ara, bunga, madu, serangga hingga telur burung.
Statusnya di IUCN sangat terancam. Itu disebebkan hilangnya habitat dan perburuan liar serta beralihnya hutan menjadi kebun kelapa sawit. Perburuan liar ini selain daging orangutan yang dimanfaatkan untuk dikonsumsi juga untuk dijadikan hewan peliharaan untuk yang masih muda.
Umur Orangutan Kalimantan ini di alam liar hidupnya bisa mencapai 40 tahun, akan tetapi di penangkaran bisa mencapai 60 tahun.

9. Bekantan / Proboscis Monkey / Long-nosed Monkey

Yang nomer sembilan dari 10 binatang langka yang ada di kalimantan adalah Bekantan. Selain disebut dengan nama Bekantan, satwa ini juga lebih populer dengan nama Monyet Hidung Panjang.
Dalam bahasa Inggris Bekantan disebut dengan nama Proboscis Monkey, Long-nosed Monkey. Sedangkan nama latin atau nama ilmiahnya adalah Nasalis larvatus.
Gambar Bekantan seperti di bawah ini
Gambar Monyet Hidung Panjang Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Sumber Gambar en.wikipedia.org
Dilihat dari gambar di atas, maka sangat mudah untuk membedakannya dengan jenis monyet lain, itu karena Bekantan memiliki hidung yang panjang dan besar.
Monyet hidung panjang ini pada umumnya menempati daerah pesisir dan di sepanjang sungai. Selain memiliki hidung yang panjang dan besar, monyet ini juga sangat pandai berenang, bahkan mampu menyelam hingga kedalaman air 20 meter atau 66 kaki.
Yang menjadikanya monyet hidung panjang ini langka adalah dikarenakan hilangnya habitat dan perburuan, yang mana dalam 36 hingga 40 tahun terakhir menjadikan populasinya berkurang hingga 50%.
IUCN telah memasukan dalam daftarnya dengan status Endangered ( terancam punah )
Bekantan atau monyet hidung panjang ini termasuk satwa frugivora musiman ( pemakan buah musiman ) dan folivora ( pemakan daun ).

8. Kukang Kalimantan / Bornean slow loris

Yang kedelapan dari 10 satwa langka di Kalimantan adalah Kukang Kalimantan. Dalam bahasa Inggris Kukang Kalimantan disebut dengan nama Bornean slow loris. Sedangkan nama latin atau nama ilmiahnya adalah Nycticebus borneanus.
Kukang Kalimantan ini masuk dalam daftar IUCN dengan status ( Rentan ) Untuk mengenal lebih dekat satwa langka ini dan jenis jenis kukang yang ada di Indonesia, serta fakta fakta menarik lainya bisa dilihat di HEWAN KUKANG DAN SEGALA SESUATU TENTANGNYA.
Untuk gambar Kukang Kalimantan seperti di bawah ini
Gambar Kukang Kalimantan Dan

7. Tupai Kerdil / Least pygmy squirrel / Bornean Pygmy Squirrel

Yang ketujuh dari binatang langka endemik Pulau Kalimantan adalah Tupai Kerdil. Dalam bahasa Inggris tupai kerdil ini disebut dengan nama Least pygmy squirrel atau Bornean Pygmy Squirrel. Sedangkan nama latin atau nama ilmiahnya adalah Exilisciurus exilis.
Gambar Tupai Kerdil seperti di bawah ini
Gambar Tupai Kerdil Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Sumber Gambar picssr.com
Tupai kerdil ini merupakan salah satu jenis tupai terkecil yang mendiami Pulau Kalimantan. Selain Kalimantan juga mendiami Pulau Benggi.
Tupai langka ini menghuni daerah dataran rendah dan perbukitan rendah. Langkanya tupai ini dikarenakan penghancuran habitat besar besaran serta penggantian lahan hutan menjadi lahan kebun.
Tupai yang memiliki ukuran panjang tubuh 8 cm dan ekornya 6 cm serta beratnya 20 gram ini dalam daftar IUCN berstatus Data Deficient

6. Tupai Terbang / Flying Squirrel

Yang keenam dari jenis hewan langka yang menghuni Pulau Kalimantan adalah Tupai Terbang. Tupai Terbang ini dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Flying Squirrel.
Ada 44 spesies tupai terbang dan beberapa tinggal di Kalimantan. Tupai ini adalah keluarga Sciuridae dan termasuk binatang pengerat.
Gambar Tupai terbang seperti terlihat dibawah ini
Gambar Tupai Terbang Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Smber Gambar justviral.eu
Sebenarnya tupai ini tidaklah benar benar terbang, melainkan meloncat lalu melayang dari pohon satu ke pohon lainya yang mana menggunakan bantuan parasut yang terbentang antara kaki depan dan kaki belakangnya. Dan parasut ini disebut dengan patagium.
Akibat dari penebangan hutan dan konversi pertanian menjadikanya masuk dalam daftar IUCN yang berstatus Sedikit Kepedulian ( Least Concern )

5. Badak Sumatra

Yang kelima dari satwa satwa langka penghuni Pulau Kalimantan adalah Badak Sumatra. Badak Sumatra dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Sumatran rhinoceros dan nama latinya adalah Dicerorhinus sumatrensis.
Gambar Badak Sumatra seperti dibawah ini
Gambar Badak Sumatra Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Sumber Gambar faunapicture.blogspot dot com.
Ciri ciri Badak Sumatra ini memiliki cula dua. Penggunaan cula badak ini untuk obat tradisional China serta perburuan menjadikan kelangsungan hidup Badak Sumatra ini terancam, bahkan hingga hari ini. IUCN mecatat sebagai hewan langka dan berstatus terancam punah.

4. Kucing Merah

Yang nomer 4 dari 10 hewan langka di kalimantan adalah Kucing Merah. Dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Borneo Bay Cat, Bay Cat, Bornean Bay Cat, sedangkan nama latinya adalah Catopuma badia.
Gambar Kucing Merah seperti di bawah ini
Dambar Kucing Merah atau Kucing Kalimantan Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Sumber Gambar en.wikipedia.org
Dan untuk selengkapnya bisa dibaca di Kucing Merah Kalimantan, Salah Satu Kucing Paling Langka Dan Paling Dipelajari Di Dunia.

3. Musang Air

Yang ketiga dari urutan 10 hewan langka di Kalimantan adalah Musang Air. Musang Air ini dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Otter Civet, Otter-civet, Sunda Otter Civet. Sedangkan nama latin atau nama ilmiahnya adalah Cynogale bennettii.
Gambar Musang Air seperti di bawah ini
Gambar Musang Air Dan
Sumber Gambar borneonaturefoundation.org
Musang air atau musang berang berang ini merupakan jenis musang yang semi-aquatik.
Mangsanya adalah kepiting, moluska serta ikan. Musang air ini juga hewan yang aktif pada malam hari.
Kerusakan habitatnya, yakni beralihnya hutan rawa gambut menjadi perkebunan kelapa sawit menjadikanya satwa langka. Dan terdaftar di IUCN dengan status Endangered C1 ver 3.1 ( terancam punah ).

2. Macan Dahan Kalimantan

Di urutan kedua dari 10 satwa langka yang ada di Kalimantan adalah Macan Dahan Kalimantan. Macan ini dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Sunda Clouded Leopard, Enkuli Clouded Leopard, Sunda Clouded Leopard, Sunda Islands Clouded Leopard, Sundaland Clouded Leopard. Sedangkan nama latin atau nama ilmiahnya adalah Neofelis diardi.
Gambar Macan dahan kalimantan seperti di bawah ini
Gambar Macan dahan kalimantan Dan 10 Hewan Langka Di Kalimantan
Sumber Gambar pinterest
Macan Dahan Kalimanatan ini merupakan jenis kucing liar yang bisa dijumpai di pulau pulau Asia Tenggara, Pulau Kalimantan serta Pulau Sumatra. Macan ini terpisah dari kerabat dekatnya yakni Neofelis nebulosa.
Macan ini sangat tertutup, mereka berburu di tanah dan merupakan pemanjat pohon yang hebat, yang menjadikanya lihai bersembunyi dari predator lain.

1, Gajah Kalimantan

Yang terakhir dari 10 hewan langka di Kalimantan adalah Gajah Kalimantan. Dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Borneo elephant, Borneo pygmy elephant. Sedangkan nama latin atau nama ilmiahnya adalah Elephas maximus borneensis.
Gambar Gajah Kalimantan seperti di bawah ini

GIIIPPPPPPPPPPPP

Flora dan Fauna Papua

    Flora dan Fauna Khas Provinsi Papua ditetapkan Buah Merah (Pandanus conoideusFlora Khas Papua dan  Burung Cendrawasih (Seleucidis melanoleucus) sebagai Fauna Khas Papua.
Sumber Gambar : Walter A Webber
        Buah Merah Flora Identitas Propinsi Papua

Buah merah (Pandanus conoideus) adalah maskot provinsi Papua. Buah yang termasuk dalam famili pandan (Pandanaceae) dan menjadi maskot (flora identitas) provinsi Papua ini oleh masyarakat setempat sering dijadikan penunjang makanan pokok sehari-hari. Dan oleh sebagian lagi dipercaya sebagai obat herbal untuk berbagai penyakit. Di Papua sendiri buah merah dikenal sebagai kuansu, sedangkan di Maluku dikenal sebagai Pandan seran (Maluku) atau saun (Seram) dan sihu (Halmahera). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Red Fruit. Buah merah mempunyai nama latin Pandanus conoideus Lam. yang bersinonim dengan Pandanus butyrophorus Kurz, P. cominsiiHemsl., P. magnificus Martelli, P. minusculus B.C.Stone, P. plicatus H.St.John, dan P. subumbellatus Becc. ex Solms.  Buah merah (Pandanus conoideus) merupakan anggota famili Pandanaceae (pandan-pandanan) dengan tinggi hingga mencapai 15 meter. Hidup merumpun hingga belasan batang. Batang pohon buah merah berwarna coklat dengan bercak putih, berbentuk bulat dan mempunyai hingga lima cabang. Pada batangnya juga terdapat akar udara yang menggantung sampai ketinggian 1 m dari pangkal batang. Daun pohon buah merah berwarna hijau tua, berbentuk pita sepanjangnya antara 90-an cm hingga 320 cm yang pinggirnya berduri-duri kecil. Bunga berwarna kemerahan. Buahnya berwarna merah coklat saat muda dan merah bata, merah kecoklatan, atau ada pula yang kuning ketika tua, bentuknya panjang lonjong, dengan panjang 50-120 cm dan berdiameter 10-25 cm. Buah merah (Pandanus conoideus) yang merupakan flora maskot Papua tersebar di pulau Papua (Indonesia dan Papua Nugini) serta di Maluku. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah hingga ketinggian 2.500 m.



Manfaat Buah merah
 Buah merah digunakan oleh masyarakatPapua diperas dadimanfaatkan sebagai makanan campuran untuk sagu, talas, dan ubi kayu. Sisa perasan (ampas) digunakan sebagai makanan ternak. Buah merah (Pandanus conoideus) juga dapat diolah menjadi minyak sari buah merah. Minyak ini selain digunakan untuk memasak makanan juga dipercaya mampu menjadi penyembuh berbagai penyakit. Buah merah selain mengandung karbohidrat pun mengandung Lipid, Asam palmitat, Asam linoleat, Asam oleat, beta karoten, beta cryptoxanthin, vitamin E, omega 3, omega 9, dan sodium. Kandungan yang terdapat pada buah merah ini dipercaya mampu menjadi antikanker untuk mengobati berbagai kanker. Juga dapat menyembuhkan tumor, darah tinggi, asam urat, stroke, gangguan pada mata, herpes, kencing manis, ostereoporosis, wasir dan lupus. Karena populasinya masih banyak di alam bebas, tanaman buah merah ini bukan termasuk tumbuhan langka maupun tumbuhan yang dilindungi di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan dikemudian hari tanaman yang menjadi maskot Papua ini menjadi tumbuhan yang langka. Ini seiring dengan makin meluasnya deforestasi dan eksploitasi buah merah untuk diperjualbelikan sebagai obat herbal. Tetap diperlukan kebijakan dari pemerintah agar Buah Merah Si Maskot Papua yang ampuh ini kalaupun bernilai ekonomis yang tinggi tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Pandanales; Famili: Pandanaceae; Genus: Pandanus; Spesies: Pandanus conoideus.
Burung Cenderawasih Fauna Identitas Propinsi Papua

Burung Cendrawasih (Seleucidis melanoleucus) layak digelari sebagai Burung Surga (Bird of Paradise). Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya. Burung Cendrawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia. Oleh masyarakat Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genusParadisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise.
Diskripsi dan Ciri Cendrawasih.
Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu. Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii). Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri. Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.

Jenis-jenis Burung Cendrawasih
Cendrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau Papua.
Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:
- Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku.
- Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
- Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
- Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua.
- Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.
- Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar.
- Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Pulau Papua
- Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku.
- Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua.
- Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Pulau Papua
- Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Pulau Papua
- Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Pulau Papua
- Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia.
- Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
- Manukodia Mengkilap (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini.
- Paradigala Ekor-panjang (Paradigalla carunculata); Papua.
- Astrapia Arfak (Astrapia nigra); endemik Papua, Indonesia.
- Parotia Arfak (Parotia sefilata); endemik Papua, Indonesia.
- Pale-billed Sicklebill (Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini.
  • Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan langka akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung.

hewan yang unik

hewan di australia


aku punya kambing besar kuberinama embe...dia senang memakan rumput sambil berjlan jalan ..embehh...embee...embee....                                    

Rabu, 08 November 2017

Animals

Harimau sumatera


Harimau sumatera
Sumatran Tiger at Taronga Zoo (6762974819).jpg



















Nama trinomial
Panthera tigris sumatrae
Pocock, 1929
P tigris sumatrae map1.png
Harimau sumatera (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.[2]
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatera terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

Daftar isi

Ciri-ciri

Harimau sumatera adalah subspesies harimau terkecil.[3] Harimau sumatera mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit harimau sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga jingga tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.

Habitat

Harimau sumatera pada tahun 1926.
Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau sumatera mengalami ancaman kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan manusia.

Makanan

Makanan harimau sumatera tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera merupakan hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya babi hutan dan rusa, dan kadang-kadang unggas atau ikan. Orangutan juga dapat jadi mangsa, mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu jarang ditangkap harimau. Harimau sumatera juga gemar makan durian.
Dalam keadaan tertentu harimau sumatera juga memangsa berbagai alternatif mangsa seperti kijang (Muntiacus muntjac), kancil (Tragulus sp), beruk (Macaca nemestrina), landak (Hystrix brachyura), trenggiling (Manis javanica), beruang madu (Helarctos malayanus), dan kuau raja (Argusianus argus)[4]
Harimau sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).

Reproduksi

Harimau sumatera dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada yang tercatat lahir dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau Sumatera dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.

Ancaman

Seorang pria berpose bersama seekor harimau sumatera yang telah ditembak mati (foto antara 1890-1900).
Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Penemuan tentang perdagangan harimau tersebut tercermin dalam survei Profauna Indonesia yang didukung oleh International Fund for Animal Welfare (IFAW) pada bulan Juli - Oktober 2008. Selama 4 bulan tersebut Profauna mengunjungi 21 kota/lokasi yang ada di Sumatera dan Jakarta.
Dari 21 kota yang dikunjungi Profauna, 10 kota di antaranya ditemukan adanya perdagangan bagian tubuh harimau (48 %). Bagian tubuh harimau yang diperdagangkan meliputi kulit, kumis, cakar, ataupun opsetan utuh.
Harga bagian tubuh harimau yang dijual itu bervariasi. Untuk yang utuh dijual seharga Rp. 5 juta per lembar sampai dengan 25 juta per lembar. Sedangkan taring harimau ditawarkan seharga Rp. 400.000 hingga Rp. 1,1 juta.
Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni, penjual batu mulia, dan penjual obat tradisional. Untuk perdagangan bagian tubuh harimau paling banyak terjadi di Lampung.
Deforestasi dan degradasi hutan di Pulau Sumatera yang sangat besar akan mengancam terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Deforestasi dan degradasi akan menyebabkan hilangnya hutan atau terpotong-potongnya hutan menjadi bagian-bagian kecil dan terpisah. Alih fungsi hutan banyak digunakan untuk perkebunan, hutan tanaman industri, pemukiman, industri, dll. Investigasi Eyes on the Forest (2008) melaporkan bahwa pembuatan jalan logging oleh Asia Pulp & Paper (APP) sepanjang 45 km yang membelah hutan gambut di Senepis Propinsi Riau  mengakibatkan penyusutan luas hutan dan memicu peningkatan konflik manusia-harimau di kawasan tersebut. Perusakan habitat dan perburuan hewan mangsa telah diketahui sebagai faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah harimau secara dramatis di Asia[5]
Keberadaan harimau sumatera saat ini menjadi sebuah polemik tersendiri karena mengakibatkan konflik antara manusia dan harimau. Rusaknya habitat alami harimau sumatera mengakibatkan satwa ini tersingkir dari habitat alaminya, sehingga menimbulkan gangguan terhadap manusia. Serangan harimau sumatera terhadap manusia dan hewan ternak telah sering terjadi. Serangan harimau sumatera yang menewaskan 3 ekor ternak sapi terjadi di Desa Talang Kebun Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu[6]. Sementara itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir di Popinsi Sumatera Barat tercatat 26 kasus konflik harimau dengan manusia, sebanyak 16 kasus menghilangkan nyawa manusia dan sisanya memangsa ternak masyarakat.[7]
Masih maraknya perdagangan bagian tubuh harimau tersebut sudah dilaporkan Profauna ke Departemen Kehutanan melalui Dirjen PHKA pada bulan April 2009, dengan harapan pemerintah bisa mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi perdagangan satwa langka yang dilindungi tersebut. Beberapa tindakan nyata telah diambil pemerintah untuk memerangi perdagangan bagian tubuh harimau di Jakarta.

Penegakan hukum

Pada tanggal 7 Agustus 2009, Satuan Polhut Reaksi Cepat dan Satuan Sumdaling Polda Metro Jaya berhasil menggulung sindikat perdagangan kulit harimau di Jakarta. Selain mengamankan 2 kulit harimau sumatera utuh, polisi juga menyita 6 awetan burung cendrawasih, 2 kulit kucing hutan, 12 awetan kepala rusa, 1 surili, 5 tengkorak rusa, 1 kepala beruang dan 1 kulit rusa sambar. Sindikat perdagangan satwa langka itu diduga juga melibatkan sejumlah kebun binatang di Jawa dan Sumatera.
Terungkapnya sindikat perdagangan harimau dan satwa langka lainnya di Jakarta tersebut membuktikan bahwa laporan Profauna tentang perdagangan harimau adalah sebuah fakta. Fakta tersebut seperti fenomena gunung es, hanya tampak di permukaannya saja. Fakta sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari yang sudah terdektesi.

Perlindungan harimau

Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia adalah perbuatan kriminal, karena melanggar Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Berdasarkan pasal 21 dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 poin (d) bahwa "setiap orang dilarang untuk memperniagakan, menyimpan atau memiliki, kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia". Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum 100 juta.
Memulihkan dan meningkatkan populasi harimau sumatera beserta bentang alamnya pulih. Upaya konservasi in-situ merupakan program utama konservasi harimau sumatera dengan memulihkan populasi harimau dan habitat alaminya. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah :
Membangun jaringan komunikasi dan kemitraan untuk meningkatkan kerjasama konservasi di semua tingkatan baik lokal, nasional, maupun internasional. Mengembangkan pengawasan terpadu dan intensif antara pemerintah, lembaga non pemerintah, dan masyarakat terhadap kegiatan konservasi. Selain itu juga dilakukan pendidikan dan penyadartahuan masyarakat secara terpadu dan berkesinambungan tentang pentingnya konservasi harimau sumatera. Membangun mekanisme pendanaan yang berkelanjutan dalam mendukung kegiatan konservasi harimau sumatera.
Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dengan melaksanakan berbagai program peningkatan kapasitas tim konservasi harimau sumatera baik yang dikelola oleh pemerintah, lembaga non pemerintah, maupun masyarakat. Memperkuat infrastrukur instansi yang melakukan pelaksanaan dan pemantauan konservasi harimau. Selain itu juga dilakukan penyusunan rencana pengelolaan konservasi pada setiap bentang alam harimau sumatera sesuai dengan karakteristik dan potensi di lapangan. Mengembangkan pusat informasi terpadu tentang konservasi harimau sumatera yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat.
Membangun dan meningkatkan koneksitas antara habitat-habitat utama harimau sumatera melalui pengembangan koridor dalam rangka memperluas daerah bagi harimau sumatera untuk menjelajah. Karena harimau sumatera memerlukan teritori (wilayah) yang luas untuk mendapatkan mengsa yang cukup. Semua potensi habitat dan sebaran harimau sumatera perlu dimasukkan sebagai bahan pertimbangan utama dalam proses perencanaan zonasi taman nasional. Membina kekayaan genetik unit-unit populasi harimau sumatera, terutama pada habitat yang kritis untuk menghindari erosi ragam genetik melalui pengembangan restocking populasi dan translokasi. Mengembangkan upaya pengelolaan mitigasi konflik untuk menyelamatkan harimau yang bermasalah dengan relokasi, translokasi, dan penetapan kawasan pelepasliaran alami. Meningkatkan program pemantauan terhadap populasi, ekologi, dan habitat harimau sumatera dengan memperkuat dasar hukum dan kapasitas aparatur yang berwenang[8]

Referensi

  1. ^ Cat Specialist Group (1996). Panthera tigris ssp. sumatrae. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 11 Mei 2006. Database entry includes a brief justification of why this subspecies is critically endangered and the criteria used.
  2. ^ Cracraft J., Felsenstein J., Vaughn J., Helm-Bychowski K. (1998). "Sorting out tigers (Panthera tigris) Mitochondrial sequences, nuclear inserts, systematics, and conservation genetics". Animal Conservation 1: 139–150.
  3. ^ Mazák, V. (1981). "Panthera tigris" (PDF). Mammalian Species 152: 1–8.
  4. ^ Sriyanto dan Rustiati, E.L. 1997. Hewan mangsa potensial harimau Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Dalam: Tilson, R., Sriyanto, E.L. Rustiati, Bastoni, M. Yunus, Sumianto, Apriawan, dan N. Franklin  (ed.). Proyek Penyelamatan Harimau Sumatra: Langkah-langkah konservasi dan Manajemen In-situ dalam Penyelamatan Harimau Sumatra. LIPI. Jakarta.
  5. ^ Seidensticker, J., S. Christie, and P. Jackson. 1999. Preface. In: Siedensticker, J., S. Christie, and P. Jackson (eds.). Ridding the Tiger: Tiger Conservation in Human Dominated Landscape. Cambridge University Press. Cambridge, UK.
  6. ^ Kompas. 2008a. Terkam Orang, Harimau Sumatera Diburu. Harian Kompas Edisi 31 Januari 2008
  7. ^ Kompas. 2008b. Harimau Mengganas di Bengkulu, Memangsa Tiga Sapi. Harian Kompas Edisi 20 Februari 2008
  8. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419).